Surat Untuk Papa
Nama
yang tak asing, nama yang mudah dikenal, nama yang penuh perasaan, nama yang
penuh kata perjuangan, siapa lagi jika bukan papa ?pa.. terimakasih atas
perjuanganmu untuk menjagaku, walaupun saat ini aku harus menggantikanmu untuk
menjaga mama..
Pa.. Ini
adalah hari ke tiga kami berpuasa dibulan ramadhan, masih bisa kah kita sahur,
berbuka bersama lagi ? Aku ingin dimana momen itu kembali lagi bersama kita.
masihkah papa membanguniku dengan cara yang
konyol ? Haha yang kutau papa itu orang yang selalu serba pernak-pernik penuh
kekonyolan yang membuat aku sulit untuk memarahi papa, membanguni dengan cara
menyiram air kemuka, sampai aku bejerit dengan kata, hujan hujan hujan, sampai membuat papa tertawa, dan aku enggan
memarahi papa.
Pa.. aku masi banyak mengingat momen bersama
papa, momen-momen yang jauh lebih berharga yang tersimpan dilubuk hatiku yang
terdalam..
Hari ini
adalah hari untuk ziarah ke makam papa, yah yang kutau makam papa itu cukup
jauh dan memakan waktu cukup lama, sejenak aku duduk dimobil, sambil memikir
momen-momen bersama papa, aku mengingat dimana aku berumur kecil aku selalu
dimanja papa, setiap kali aku membuat masalah dengan mama, papa selalu
menyalahkan dirinya untuk melindungiku dari amarah mama, haha,papa pernah
bilang, mama itu kalau lagi marah ibaratnya kesurupan, sungguh sulit aku
menahan sakitnya perut untuk tertawa terbahak..
Papa itu
orang yang tergolong sangat baik, apa lagi pada orang disekitarnya, disaat
orang disekitarnya kesulitan ia slalu mencari alasan nyata, jika terbukti
alasanya emng benar-benar dipercaya, papa akan selalu membantunya, yah
kebanyakan orang-orang hanya membuat pemanfaatan kepada papa, tapi papa selalu
tau, apa yang di inginkan orang-orang..
Aku sangat
membanggakan papa, andai papa masih disini, mungkin sampai sekarang,
hari-hariku penuh berwarna..
Kami lanjutkan
perjalanan hingga memasuki perbatasan, duduk diam membuatku menjadi bosan,
akupun mencoba mencari tau kisah papa dengan menyuruh mama untuk menceritakan
tentang papa, perlahan-lahan akhirnya mama setuju untuk menceritakannya..
Dimana awal
mulanya diceritakan dari pertama mama pacaran, itu hal yang menjengkelkan, kekonyolan
papa yang amat menggelikan yang pertama kali ingin ku dengar.
Mama memulai
cerita dengan awal bertemu papa di sebuah universitas yang terletak
diyogyakarta, nak papa itu tipe lelaki yang tidak mudah menyerah, awalnya mama
tidak tertarik bersama papamu, tapi papamu membuat hal konyol, yang selalu
membuat mama tertawa, papamu itu tergila-gila bersama mama, saat papamu
semangkin cinta bersama mama, dan belum pernah menyatakan cinta kepada mama,
papamu belum pernah tau kalau mama sudah memiliki pasangan (pacar), nak saat
itu papamu mengundang mama untuk mengajak bermakan malam berdua (dinner), saat
itu papamu membawakan mainan konyol yang unik, ntah boneka monyet jika ditekan
akan bergerak, mama semangkin heran dengan tingkah papamu ntah tingkah apa
reaksi papamu sungguh membingungkan, saat itu mama ketoilet dan lupa membawa
tas mama, sehingga, ponsel mama pun berdering, jadi papamu memutuskan membuka
ponsel mama, saat mama keluar dari toilet, papamu diam, dan tidak menunjukan
ekspresi biasanya, saat mama buka tas ternyata ponsel mama terbuka, sehingga
mama tau apa yang dimaksud papa, jadi papa memutuskan untuk mengantar mama
pulang..
Created: @alamkurniawans
Akupun melontarkan
kata-kata kepada mama, mama egois membiarkan papa pergi“ nak itu belum seberapa,
papamu terus berjuang hingga akhirnya mama luluh jatuh cinta sama papamu"
meneruskan cerita mama, sambil menikmati wisata perjalanan kemakam papa,
Se'esok harinya papamu gengsi terhadap mama,
menunjukan reaksi yang penuh depresi, akhirnya mama memutuskan untuk
meninggalkan pasangan mama, dan memilih papamu, tapi papamu tidak percaya, mama
selalu mencoba membuat papamu percaya, hingga hampir mendekati wisuda papamu
gengsi, mamapun memutuskan untuk trakhir kalinya berbicara kepada papamu,
hingga terkeluar air mata, papamu yang diam dan perlahan-lahan tertawa dan
menceritakan semuanya, nak, papamu itu yang egois.", membiarkan mama
menjalani semuanya, papamu itu sebenarnya mencari tau seberapa besar mama
memperjuangkan papa, hingga dia tertawa terbahak, dan kami memutuskan menikah
pada saat mama berumur 25 tahun, dan memutuskan untuk melahirkanmu diumur mama
26, dan seperti itulah perjuangan papamu yang egois
Mendengar kisah papa, sungguh membuatku
terkesima, dan rasanya ingin memeluk papa, hingga perjalan menuju ketempat
papa, tidak terasa begitu cepatnya, semuanya tentang papa sungguh terasa
membuatku nyaman..
Sampai di makam papa, terletak disamping
danau membuat suasana hatiku tenang, aku mencurahkan semuanya kepada papa,
paaa...... Anakmu ini udah berumur 17 tahun, dan kangen sama papa, ingin
rasanya aku memeluk papa, hangatnya tubuh papa, kekonyolan papa yang sangat aku
inginkan, canda tawa papa yang menghiburku, aku kangennn paa.., saat ini aku
menginginkan papa kembali pada pelukanku tapi aku tahu itu tidaklah mungkin, paa..
Saat ini aku beranjak menuju kedewasaanku, semoga papa melihatku dari surga,
semoga papa tenang disurga disana, dan suatu saat nanti papa akan melihat aku
memiliki keluarga sendiri, dan aku akan membuat papa tersenyum...
Papa aku menyayangi
papa hingga saat ini aku membayangkan papa memelukku..
*pesan untuk
pembaca, hargailah waktumu, kata-katamu untuk mama-papamu selagi orang tuamu
masi ada :') * terimakasih udah membaca* visitme @alamkurniawans
Tidak ada komentar:
Posting Komentar