Kasih Sayang Mama
please visitme: @alamkurniawans
Di
sebuah desa, hiduplah seorang anak dan ibunya yang sudah menjanda hampir
kira-kira 20 tahun lamanya karena ditinggal suaminya yang meninggal karena
kecelakaan. Nama ibu itu adalah Bu Nani dan anaknya bernama Roni. Dahulu Roni
adalah anak yang sangat baik. Ia rajin membantu orangtua, rajin belajar dan
berbudi pekerti yang luhur. Ia juga senang membantu tetangganya untuk
membetulkan alat-alat listrik tetangganya. Karena ia sekolah di bidang
kelistrikan, jadi Roni senantiasa melakukannya.
Berbeda dengan sekarang, semenjak ayahnya tiada, Roni menjadi anak yang
bandel dan sulit untuk diatur oleh ibunya. Sampai-sampai ia pernah mendorong
ibunya sampai jatuh ke lantai. Ibunya hanya selalu bersikap sabar dan selalu
sayang kepada anak sematawayangnya.
Suatu ketika, Roni pernah kabur dari rumah karena ia tidak mendapatkan uang
jajan. Sebenarnya bukan Ibu Nani pelit, tetapi ia tidak mempunyai duit sama
sekali. Lalu Roni pergi ke rumah temannya untuk menginap beberapa hari. Ketika
ia enak-enaknya menginap, ibunya sedang bersusah payah untuk mencari Roni. Ia
sampai tidur di jalan demi mencari anaknya yang ia kasihi itu.
Sampai keesokan harinya, ibunya terus mencari dia sampai ke sekolahnya,
tetapi perjuangannya itu sia-sia dan ibunya baru tau bahwa Roni sudah
salah pergaulan, ia suka membolos selagi pelajaran berlangsung dan juga ia suka
memalak adik kelasnya.
Keesokan harinya, ada seeorang yang mengetok pintu rumah Bu Nani. Dan ketika
dibuka, ternyata itu adalah Roni. Ia sudah tergeletak di depan rumahnya dengan
keadaan setengah sadar. Ternyata ia dalam keadaan mabok. Lalu ibunya langsung
membawanya ke dalam rumah dan menidurkannya di tempat tidur. Ibunya tidak
memarahinya, tetapi malah mengelusnya dan menemani Roni sampai ia sadar.
Ketika Roni sudah sadar dari pengaruh alkohol, ibunya langsung menasihati nya
dan langsung merangkulnya. Akan tetapi Roni langsung memberontak ibunya dan
malah mencaci-maki ibunya,lalu kemudian pergi dari rumah kembali. Ibunya sangat
sedih sekali dan mencoba untuk bersabar. Ia selalu berdoa kepada Tuhan Yang
Maha Esa supaya dibukakan pintu hati anaknya supaya kembali ke jalan yang benar
dan hidup rukun dengan nya.
Keesokannya, ibunya kembali mencari anak yang paling disayanginya. Tidak ada
tampak lelah pada raut wajah Ibu Nani. Ia sampai menelfon sampai ke hampir
semua temannya, tetapi tidak membuahkan hasil. Ia sudah melapor polisi, tetapi
tidak ada hasil juga. Ibu Nani sangat kesepian di rumahnya. Kerjaannya hanya
melamun dan terus melamun. Sampai-sampai ia tidak makan hanya karena memikirkan
anaknya saja.
Setelah penantian yang panjang, akhirnya Roni pun ditemukan. Ia ditemukan
sedang overdosis karena telah memakai sabu-sabu. Ibunya sangat prihatin telah
menemukan anaknya. Kemudian anaknya dibawa ke rumah panti rehabilitasi yang
terdapat di kota. Ibunya selalu mendampingi selama perjalanan ke panti
tersebut.
Sesampainya di sana, ia langsung dibawa keruangan yang sudah disediakan. Di
sana banyak pula yang bernasib seperti Roni. Walaupun banyak caci maki yang
dilontarkan oleh tetangga Ibu Nani kepadanya, ia selalu sabar dan tidak pernah
malu akan keadaan anaknya. Ia senantiasa mendampingi Roni sampai ia lekas
sembuh. Ia selalu menyuapinya ketika makan. Ia tidak pernah mengingat perlakuan
Roni yang pernah ia buat kepadanya. Ia sudah memaklumi dan memaafkannya sejak
dulu. Sedikit-sedikit ia mengajarinya untuk kembali bertobat dan kembali ke
jalan yang benar.
Sepanjang beberapa bulan, Ibu Nani tidak menengok anaknya yang berada di panti
lagi. Dan suatu hari ketika Roni sudah sembuh, ia langsung pulang ke rumah dan
ingin sekali memeluk ibunya yang senantiasa selalu sabar dan perhatian terhadap
dirinya. Sesampai di rumah, rumahnya tampak kosong dan sepi. Suara ibunya
sedang memasak pun sekarang sudah tidak terdengar lagi. Apadaya, ketika ia
bertanya kepada tetangganya,ternyata ibunya sudah berpulang ke Yang Maha Kuasa.
Ibunya meninggal karena sakit-sakitan semenjak ia mencari Roni. Kemudan Roni
pun sangat menyesal karena sampai saat ini, ia belum mengucapkan kata “maaf”
kepada ibunya yang tekasih itu.
“Marilah
kita mengasihi orang tua kita masing masing selagi orang tua kita masih hidup.
Karena mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini.”